Pages

Jumat, 16 Juni 2017

Mengelola Kelas

             
     A.   Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara Efektif

Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid (Charles, 2002; Everston, Emmer, & Worsham, 2003). Para pakar dalam bidang manajemen kelas melaporkan bahwa ada perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik untuk mengelola kelas. Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk megontrol tindak tanduk murid. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubugan dan kesempatan untuk menata diri (Kennedy, dkk., 2001). Manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif, pemikiran, dan konstruksi pengetahuan sosial (Charles & Senter, 2002). Tren baru dalam manajemen kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk menjadi lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada kontrol eksternal atas diri murid (Freiberg, 1999).

1. Kelas Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau
Dalam menganalisis lingkungan kelas, Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam karakterisitik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya :
·         Kelas adalah multidimensional;
·         Aktivitas terjadi secara simultan;
·         Hal – hal terjadi secara cepat;
·         Kejadian sering kali tidak bisa diprediksi;
·         Hanya ada sedikit privasi;
·         Kelas punya sejarah.

2. Memulai dengan Benar
Salah satu kunci untuk mengelola kompleksitas adalah mengelola hari – hari pertama dan minggu – minggu awal masa sekolah secara cermat dan hati – hati. Anda harus menggunakan masa – masa ini untuk (1) menyampaikan aturan dan prosedur yang Anda gunakan kepada kelas dan mengajak murid bekerja sama untuk mematuhinya, dan (2) mengajak murid terlibat aktif dalam semua aktivitas pembelajaran.

3. Penekanan pada Instruksi dan Suasana Kelas yang Positif
Dalam sebuah studi klasik, Jacob Kounin (1970) tertarik untuk menemukan bagaimana guru merespons perilaku murid yang menyimpang. Kounin terkejut ketika menemukan bahwa manajer kelas yang efektif dan tidak efektif memberikan respons terhadap perilaku itu dengan cara yang sama. Manajer yang efektif jauh lebih baik ketimbang manajer yang tidak efektif dalam memanajemen aktivitas kelompok. Para peneliti di bidang psikologi pendidikan senantiasa menemukan bahwa guru yang membimbing dan menata kegiatan kelas secara kompeten jauh lebih efektif ketimbang guru yang hanya menekankan pada disiplin (Brophy, 1996).

4. Tujuan dan Strategi Manajemen
* Membantu Murid Menghabiskan Lebih Banyak Waktu untuk Belajar dan Mengurangi Waktu Aktivitas yang Tidak Diorientasikan pada Tujuan.

* Mencegah Murid Mengalami Problem Akademik dan Emosional

B.   Mendesain Lingkungan Fisik Kelas

1.      Prinsip Penataan Kelas
Berikut ini empat prinsip dasar yang dapat dipakai untuk menata kelas (Everston, Emmer, & Worsham, 2003) :
-   Kurangi kepadatan di tempat lalu – lalang.
-   Pastikan bahwa kita dapat dengan mudah melihat semua murid.
-   Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
-   Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.

2.      Gaya Penataan
·      Penataan Kelas Standar
Gaya Auditorium yaitu gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
Gaya Tatap Muka yaitu gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
Gaya Off – Set yaitu gaya susunan kelas dimana sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak berhadapan langsung satu sama lain.
Gaya Seminar yaitu gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
Gaya Klaster yaitu gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.
·      Personalisasi Kelas
Menurut pakar manajemen kelas Carol Weinstein dan Andrew Mignano (1997), kelas sering kali mirip dengan kamar hotel – nyaman tetapi impersonal, tidak mengungkapkan apa pun tentang orang yang menggunakan ruang itu. Anonimitas semacam itu biasanya terjadi di kelas sekolah menengah, di mana enam atau tujuh kelas mungkin menggunakan ruangan selama satu hari.

C.   Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk Pembelajaran

1.      Menggunakan Gaya Otoritatif
Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja sama give – and – take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan regualasi, menentukan standar dengan masukan dari murid.
- Gaya manajemen kelas otitarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertibatan di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran.
- Gaya manajemen kelas yang permisif memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.

2. Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif
Berikut ini kita akan fokus pada beberapa perbedaan antara manajer kelompok kelas yang efektif dan tidak efektif. Manajer kelas yang efektif :
- Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”.
- Atasi situasi tumpang – tindih secara efektif.
- Menjaga kelancaran dan konstinuitas pelajaran
- Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.

3. Membuat, Mengajarkan, dan Mempertahankan Aturan dan Prosedur
·         Membedakan Aturan dan Prosedur
Baik aturan maupun prosedur adalah pernyataan ekspektasi tentang perilaku (Everston, Emmer & Worsham, 2003). Aturan fokus pada ekspekstasi umum atau spesifik atau standar perilaku. Contoh aturan umum adalah : “Hargai orang lain”. Contoh aturan yang lebih spesifik adalah : “Dilarang mengunyah permen karet di kelas”.
·         Mengajarkan Aturan dan Prosedur
Beberapa guru mau melibatkan murid dalam pembuatan aturan dengan harapan ini akan mendorong mereka untuk lebih bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri (Emmer, everston & Worsham, 2003). Keterlibatan murid dapat beragam bentuknya, antara lain dengan diskusi alasan penentuan aturan dan makna dari aturan.

4. Mengajak Murid untuk Bekerja  Sama
·         Menjalin Hubungan Positif dengan Murid
Ketika kebanyakan dari kita memikirkan guru favorit, kita memikirkan seseorang yang perhatian pada apakah pemahaman kita. Karenanya tunjukkan perhatian tulus pada murid sebagai individu sehingga mereka mau diajak bekerja sama. Orang mudah tergoda untuk menuntut prestasi akademik yang bagus dan kelas yang tenang, tetapi mudah lupa pada kebutuhan sosiemosional murid.
·         Mengajak Murid untuk Berbagi dan Mengemban Tanggung Jawab
Beberapa pakar manajemen kelas percaya bahwa berbagi tanggung jawab dengan murid untuk membuat keputusan kelas akan meningkatkan komitmen atau kepatuhan murid pada keputusan itu (Eggleton, 2001; Lewis, 2001; Risley & Walther, 1995).
·         Beri Hadiah Terhadap Perilaku yang Tepat
Berikut ini beberapa pedoman untuk menggantikan imbalan dalam mengelola kelas.
~ Memilih penguat yang Efektif;
~ Gunakan Prompts dan Shaping Secara Efektif;
~ Gunakan Hadiah untuk Memberi Informasi tentang Penguasaan, Bukan untuk Mengontrol Perilaku Murid.

D.  Menjadi Komunikator Yang Baik

1.      Keterampilan Berbicara
·         Berbicara di Depan Kelas dan Murid
Beberapa strategi untuk berbicara secara jelas dengan kelas antara lain (Florez, 1999) :
Ø  Menggunakan tata bahasa dengan benar;
Ø  Memilih strategi yang gampang dipahami dan tepat bagi level grade murid;
Ø  Menerapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan murid dalam memahami apa yang Anda katakan;
Ø  Berbicara dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat;
Ø  Tidak menyampaikan hal – hal yang benar;
Ø  Menggunakan perencanan dan pemikiran logis sebagai dasar untuk berbicara secara jelas di kelas.
v  Pesan “kamu” adalah gaya komunikasi yang tidak diinginkan di mana pembicara tampak menghakimi orang lain menempatkannya dalam posisi defensif.
v  Pesan “aku” adalah adalah gaya komunikasi yang merefleksikan perasaan pembicara dan lebih baik ketimbang pernyataan “kamu” yang mengandung nada menghakimi.
v  Bersikap asertif (tegas)
Ø  Gaya agresif yaitu salah satu gaya dalam menangani konflik dimana orang cenderung “galak” kepada orang lain dan bersikap menuntut, kasar, dan bermusuhan.
Ø  Gaya manipulatif yaitu salah satu gaya dalam menangani komflik di mana orang berusaha untuk mendapatkan keinginannya dengan cara membuat orang lain merasa bersalah atau kasihan kepadanya.
Ø  Gaya pasif yaitu salah satu dalam menangani konflik di mana orang bersikap non – asertif dan pasrah dan tidak mau memberi tahu orang lain tentang apa yang mereka inginkan.
Ø  Gaya asertif Ø  Gaya agresif yaitu salah satu gaya dalam menangani konflik dimana orang cenderung “galak” kepada orang lain dan bersikap menuntut, kasar, dan bermusuhan.
Ø  Gaya manipulatif yaitu salah satu gaya dalam menangani komflik di mana orang berusaha untuk mendapatkan keinginannya dengan cara membuat orang lain merasa bersalah atau kasihan kepadanya.
Ø  Gaya pasif yaitu salah satu dalam menangani konflik di mana orang bersikap non – asertif dan pasrah dan tidak mau memberi tahu orang lain tentang apa yang mereka inginkan.
Ø  Gaya asertif yaitu salah satu cara menangani konflik di mana orang mengekspresikan perasaan mereka, meminta apa yang mereka inginkan, mengatakan tidak pada apa – apa yang tidak mereka inginkan, dan bertindak demi kepentingan terbaik mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Pinterest