Pages

Jumat, 16 Juni 2017

TES STANDAR dan PENGAJARAN


A. Apa itu Tes Standar?
            Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia dan level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan inni dilakukan dalam tingkat nasional.
            Apa bedanya tes standar dan tes yang dibuat oleh guru? Soal tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional untuk kelas tertentu. Sedangkan tes standar mencakup berbagai materi yang lazimnya diajarkan di kebanyakan kelas. Perbedaan lain antara tes standar dan tes buatan guru adalah banyak tes standar yang memiliki aturan umum dan kebanyakan telah dievaluasi validitas dan reliabilitasnya.

B.Tujuan Tes Standar
         Memberikan informasi tentang kemajuan murid
         Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid
         Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus
         Memberikan informasi untuk merencanakan dan meningkatkKeadilan
jaran atau instruksi
         Membantu administrator mengevaluasi program
         Memberikan akuntabilitas

C. Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar
* Norma,  kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji
Validitas, sejauh mana sebuah tes mengukur apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak.
* Validitas isi, kemampuan tes untuk mencakup sampel (to sample) isi yang hendak diukur.
Validitas kriteria, kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau kriteria lain.
* Concurrent validity, relasi antara nilai tes dengan kriteria lain yang ada saat ini.
* Predictive validity, relasi antara nilai tes dengan kinerja masa depan murid.
* Construct validity, sejauh mana ada bukti bahwa sebuah tes mengukur konstruk tertentu. Sebuah konstruk adalah ciri atau karakteristik yang tidak bisa dilihat dari seseorang, seperti intelegensi (kecerdasan), gaya belajar, personalitas, atau kecemasan.
* Reliabilitas, sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi.
* Test-retest reliability, sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda.
* Alternative-forms reliability, reliabilitas ditentukan dengan memberikan bentuk yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan mengamati seberapa konsistenkah skornya.
* Split-half reliability, reliabilitas yang dinilai dengan membagi item tes menjadi dua bagian, seperti item bernomor genap dan ganjil. Nilai pada dua set item itu dibandingkan guna menentukan seberapa konsistenkah kinerja murid di kedua set itu.
* Keadilan.  Tes yang adil (fair)  adalah tes yang tidak bias (unbiased) dan tidak diskriminatif (McMillan, 2001).

D.Jenis-jenis Tes Prestasi Standar
·         Survei Batteries
·         Tes untuk subjek spesifik.
·         Tes diagnostik, terdiri dari evaluasi area pembelajaran spesifik secara relatif mendalam.

PERAN GURU
- Mempersiapkan murid untuk mengikuti tes standar
- Menjalankan tes standar
- Memahami dan menginterpretasikan hasil tes

Memahami Statistik Deskriptif
     Statistik deskriptif, prosedur matematika yang dipakai untuk mendeskripsikan dan meringkas data (informasi) dengan cara yang bermakna.

Distribusi Frekuensi
     Distribusi frekuensi, sebuah daftar nilai biasanya terdiri dari yang tertinggi ke yang terendah, bersama dengan beberapa kali nilai itu muncul.
         Histogram, distribusi frekuensi dalam bentuk grafik.

Pengukuran Tendensi Sentral   
     Tendensi sentral, statistik yang memberikan informasi tentang rata-rata atau nilai tipikal pada seperangkat data.
         Mean, rata-rata numerik dari sekelompok nilai.
         Median, nilai yang berada tepat di tengah-tengah distribusi nilai setelah nilai-nilai itu disusun (atau diurutkan) dari nilai tertinggi ke terendah.
         Mode, nilai yang paling sering muncul.
         Pengukuran variabilitas, ukuran yang memberi tahu kita tentang seberapa besar nilai bervariasi dari satu nilai ke nilai lainnya.
         Range, selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah.
        Standar deviasi, ukuran seberapa banyak satu set nilai bervariasi pada rata-rata diseputar mean nilai.

Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan

Psikologi Sekolah adalah bidang yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi klinis dan psikologi pendidikan dengan diagnosa dan pengobatan anak-anak dan 'remaja perilaku dan masalah belajar. Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak. Psikologi sekolah merupakan bagian dari psikolgi pendidikan. Sesuai dengan pengertian ilmu psikologi, psikologi sekolah mempelajari perilaku dan proses mental di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, psikologi sekolah berfokus pada siswa, guru, dan orangtua siswa.

Psikologi sekolah dapat melakukan penilaian psikologis dan memberikan bimbingan dan konseling baik untuk anak dan keluarga anak. psikolog sekolah yang dididik di psikologi, dan perkembangan anak remaja , anak dan psikopatologi remaja, pendidikan, keluarga dan pengasuhan praktek, belajar teori , dan teori kepribadian . Mereka memiliki pengetahuan tentang instruksi yang efektif dan sekolah yang efektif.

Apa Perbedaan Psikolog Pendidikan dan Psikolog Sekolah ?

- Psikolog pendidikan melakukan penelitian tentang dinamika kelas, gaya mengajar dan belajar variabel. Belajar dan memperbaiki bagaimana sub-kelompok penduduk belajar-seperti anak-anak berbakat dan mereka yang cacat pembangunan. Perhatikan bahwa Psikolog pendidikan tidak boleh disamakan dengan konselor sekolah atau psikolog sekolah, yang membantu siswa satu-satu. Psikolog pendidikan umumnya bekerja di sekolah-sekolah, universitas, bisnis, industri, pusat belajar dan pengaturan pembangunan manusia. Psikolog pendidikan membantu dengan mendiagnosis dan memberikan alat untuk mengobati, membantu atau berurusan dengan perilaku atau tantangan.

- Psikolog sekolah adalah profesional terpercaya yang utama tujuannya adalah penerapan prinsip-prinsip ilmiah belajar dan perilaku untuk memperbaiki sekolah terkait masalah dan untuk memfasilitasi pembelajaran dan pengembangan anak-anak di sekolah-sekolah umum Untuk mencapai tujuan ini psikolog sekolah menyediakan jasa untuk anak-anak, guru, orang tua, masyarakat lembaga, dan sistem sekolah itu sendiri. berurusan dengan mengidentifikasi anak-anak dalam sistem sekolah yang berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi pendidikan untuk usia serta anak-anak yang menunjukkan pola perilaku tertentu seperti ADHD, disleksia atau hambatan pidato. Perhatian juga diberikan kepada anak-anak yang cacat mental atau fisik. Psikolog sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak
Peran Psikolog Sekolah :
1.Mengkomunikasikan hasil evaluasi psikologis untuk orang tua, guru, dan lain-lain sehingga mereka dapat memahami sifat kesulitan siswa dan bagaimana untuk melayani kebutuhan siswa.
2.Melakukan penelitian tentang instruksi yang efektif, manajemen perilaku, program-program sekolah alternatif, dan intervensi kesehatan mental.
3.Menilai dan mengevaluasi berbagai masalah yang berkaitan sekolah dan aset anak dan remaja di sekolah yang ditugaskan.

Metode yang dapat digunakan untuk sistem pengajaran sekolah
     1.metode ceramah      
          Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir perkuliahan ditutup dengan Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa.
2.Diskusi
          Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
3. Penugasan
          Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukankegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak , sementara waktu sedikit. Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
4. Tanya Jawab
          Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu ( Soetomo, 1993 : 150 )
Metode tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Syaiful Bahri Djamarah 2000: 107). Metode ini dipandang lebih baik dari pada metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah. Alasannya karena metode ini dapat merangsang siswa untuk berfikir dan berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode Tanya jawab juga dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa.

Pelajar yang Tidak Biasa

Pelajar yang “tidak biasa” (exceptional) adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat.

SIAPAKAH ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN ITU?
Disability adalah keterbatasan (ketidakmampuan) personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang.

Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada orang yang menderita ketidakmampuan.

Gangguan Indra
Gangguan indra mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran.
Gangguan penglihatan

Sering memicingkan mata, membaca buku dari jarak yang amat dekat, sering mengucek-ucek mata, dan sering mengeluh karena pandangannya kabur atau suram, maka suruh mereka untuk memeriksakan diri. Ini termasuk murid yang menderita low vision dan murid buta. Anak yang menderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200. Anak yang “buta secara edukasional” (educationally blind) tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.

  Gangguan pendengaran

Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari dua kategori: pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari.

Gangguan Fisik
       Gangguan Ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Cerebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas.
      Gangguan Kejang-kejang. Jenis yang paling sering dijumpai adalah epilepsi, epilepsi adalah  gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.

Retardasi Mental
Kondisi sebelum 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan(biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.

Klasifikasi dan Tipe Retardasi Mental
Retardasi mental di golongkan menjadi retardasi ringan, moderat, berat, dan parah.

Penyebab
1.      Faktor genetik
a.      Down syndrome: bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat adanya kromosom ekstra (kromosom ke-47)
b.      Fragile X syndrome: bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromosom x yang tidak normal.
2.      Kerusakan otak
Fetal alcohol syndrome: serangkaian ketidaknormalan, termasuk retardasi mental dan ketidaknormalan wajah, yang menimpa anak dari ibu yang suka minum minuman beralkohol selama kehamilan.

Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan bicara dan bahasa: sejumlah masalah problem bicara yaitu:
Gangguan Artikulasi: problem dalam melafalkan suara secara benar.
Gangguan Suara: gangguan dalam menghasilkan ucapan, yakni ucapan yang keras, kencang, terlalu keras, terlalu tinggi atau terlalu rendah nadanya.
Gangguan Kefasihan: gangguan yang biasanya disebut “gagap”.
Gangguan Bahasa: kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak.
Bahasa Reseptif: Resepsi dan pemahaman bahasa.
Bahasa Ekspresif: kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pemikiran dan berkomunikasi dengan orang lain.

Ketidakmampuan Belajar
Learning Diasbility adalah ketidakmampuan dimana anak:
Punya inteligensi normal atau di atas rata-rata.
Kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran.
Tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.
Dyslexia adalah kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja.

Identifikasi
Identifikasi awal terhadap gangguan belajar biasanya dilakukan oleh guru di kelas. Apabila dicurigai ada anak yang mengalaminya, guru akan memanggil spesialis.

Strategi Intervensi
Banyak intervensi difokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan membaca si anak.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah ketidakmampuan dimana anak secara konsisten menunjukkan satu atau lebih ciri-ciri berikut:
           Kurang perhatian
           Hiperaktif
     Impulsif

Gangguan Perilaku dan Emosional
Gangguan Perilaku dan Emosional adalah problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan  dengan karakteristik sosio-emosional.

ISU PENDIDIKAN YANG BERKAITAN DENGAN  ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN
1    1.     Aspek Hukum
·         Individual with Disabilities Education Act (IDEA)
·         Least Restrictive Environment (LRE)
2    2.  Penempatan dan Pelayanan
·         Penempatan. Penempatan anak dengan ketidakmampuan ini disusun dari tempat yang kurang restriktif sampai ke yang paling restriktif.
·         Pelayanan. Pelayanan untuk anak dapat disediakan oleh guru kelas regular, guru sumber daya, guru pendidikan khusus, konsultan kolaboratif, professional lain atau tim interaktif.
       3.  Orang Tua sebagai Mitra Pendidikan
·         Teknologi. Ada dua tipe teknologi:
1.      Teknologi instruksional berupa berbagai tipe hardware dan software, dikombinasikann dengan metode pengajaran yang inovatif untuk mengakomodasikan kebutuhan belajar di kelas.
2.      Teknologi bantuan berupa beragam perangkat dan pelayanan untuk membantu murid penderita ketidakmampuan agar kita bisa berkomunikasi di lingkungan mereka.

ANAK-ANAK BERBAKAT
Anak dengan kecerdasan diatas rata-rata (biasanya didefinisikan memiliki IQ 130 atau lebih) dan/atau punya bakat unggul dibeberapa bidang seperti music, seni, atau matemitika.

Karakteristik
Ellen Winner (1996), mendeskripsikan tiga kriteria yang menjadi ciri anak berbakat:
Dewasa lebih dini (precocity)
Belajar menuruti kemauan mereka sendiri
Semangat untuk mengawasi

Studi Terman Klasik
Steven Ceci (1990) mengatakan bahwa analisis terhadap perkembangan kelompok dalam studi Terman menunjukkan sesuatu yang penting.Bukan IQ saja yang membuat mereka sukses.

Mendidik Anak Berbakat
Empat opsi program  untuk anak berbakat adalah
·         Kelas khusus
·         Akselerasi dan pengayaan di kelas regular
·         Program mentor dan pelatihan
·         Kerja/studi dan/ program pelayanan masyarakat

Mengelola Kelas

             
     A.   Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara Efektif

Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid (Charles, 2002; Everston, Emmer, & Worsham, 2003). Para pakar dalam bidang manajemen kelas melaporkan bahwa ada perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik untuk mengelola kelas. Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk megontrol tindak tanduk murid. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubugan dan kesempatan untuk menata diri (Kennedy, dkk., 2001). Manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif, pemikiran, dan konstruksi pengetahuan sosial (Charles & Senter, 2002). Tren baru dalam manajemen kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk menjadi lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada kontrol eksternal atas diri murid (Freiberg, 1999).

1. Kelas Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau
Dalam menganalisis lingkungan kelas, Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam karakterisitik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya :
·         Kelas adalah multidimensional;
·         Aktivitas terjadi secara simultan;
·         Hal – hal terjadi secara cepat;
·         Kejadian sering kali tidak bisa diprediksi;
·         Hanya ada sedikit privasi;
·         Kelas punya sejarah.

2. Memulai dengan Benar
Salah satu kunci untuk mengelola kompleksitas adalah mengelola hari – hari pertama dan minggu – minggu awal masa sekolah secara cermat dan hati – hati. Anda harus menggunakan masa – masa ini untuk (1) menyampaikan aturan dan prosedur yang Anda gunakan kepada kelas dan mengajak murid bekerja sama untuk mematuhinya, dan (2) mengajak murid terlibat aktif dalam semua aktivitas pembelajaran.

3. Penekanan pada Instruksi dan Suasana Kelas yang Positif
Dalam sebuah studi klasik, Jacob Kounin (1970) tertarik untuk menemukan bagaimana guru merespons perilaku murid yang menyimpang. Kounin terkejut ketika menemukan bahwa manajer kelas yang efektif dan tidak efektif memberikan respons terhadap perilaku itu dengan cara yang sama. Manajer yang efektif jauh lebih baik ketimbang manajer yang tidak efektif dalam memanajemen aktivitas kelompok. Para peneliti di bidang psikologi pendidikan senantiasa menemukan bahwa guru yang membimbing dan menata kegiatan kelas secara kompeten jauh lebih efektif ketimbang guru yang hanya menekankan pada disiplin (Brophy, 1996).

4. Tujuan dan Strategi Manajemen
* Membantu Murid Menghabiskan Lebih Banyak Waktu untuk Belajar dan Mengurangi Waktu Aktivitas yang Tidak Diorientasikan pada Tujuan.

* Mencegah Murid Mengalami Problem Akademik dan Emosional

B.   Mendesain Lingkungan Fisik Kelas

1.      Prinsip Penataan Kelas
Berikut ini empat prinsip dasar yang dapat dipakai untuk menata kelas (Everston, Emmer, & Worsham, 2003) :
-   Kurangi kepadatan di tempat lalu – lalang.
-   Pastikan bahwa kita dapat dengan mudah melihat semua murid.
-   Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
-   Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.

2.      Gaya Penataan
·      Penataan Kelas Standar
Gaya Auditorium yaitu gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
Gaya Tatap Muka yaitu gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
Gaya Off – Set yaitu gaya susunan kelas dimana sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak berhadapan langsung satu sama lain.
Gaya Seminar yaitu gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
Gaya Klaster yaitu gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.
·      Personalisasi Kelas
Menurut pakar manajemen kelas Carol Weinstein dan Andrew Mignano (1997), kelas sering kali mirip dengan kamar hotel – nyaman tetapi impersonal, tidak mengungkapkan apa pun tentang orang yang menggunakan ruang itu. Anonimitas semacam itu biasanya terjadi di kelas sekolah menengah, di mana enam atau tujuh kelas mungkin menggunakan ruangan selama satu hari.

C.   Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk Pembelajaran

1.      Menggunakan Gaya Otoritatif
Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja sama give – and – take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan regualasi, menentukan standar dengan masukan dari murid.
- Gaya manajemen kelas otitarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertibatan di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran.
- Gaya manajemen kelas yang permisif memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.

2. Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif
Berikut ini kita akan fokus pada beberapa perbedaan antara manajer kelompok kelas yang efektif dan tidak efektif. Manajer kelas yang efektif :
- Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”.
- Atasi situasi tumpang – tindih secara efektif.
- Menjaga kelancaran dan konstinuitas pelajaran
- Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.

3. Membuat, Mengajarkan, dan Mempertahankan Aturan dan Prosedur
·         Membedakan Aturan dan Prosedur
Baik aturan maupun prosedur adalah pernyataan ekspektasi tentang perilaku (Everston, Emmer & Worsham, 2003). Aturan fokus pada ekspekstasi umum atau spesifik atau standar perilaku. Contoh aturan umum adalah : “Hargai orang lain”. Contoh aturan yang lebih spesifik adalah : “Dilarang mengunyah permen karet di kelas”.
·         Mengajarkan Aturan dan Prosedur
Beberapa guru mau melibatkan murid dalam pembuatan aturan dengan harapan ini akan mendorong mereka untuk lebih bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri (Emmer, everston & Worsham, 2003). Keterlibatan murid dapat beragam bentuknya, antara lain dengan diskusi alasan penentuan aturan dan makna dari aturan.

4. Mengajak Murid untuk Bekerja  Sama
·         Menjalin Hubungan Positif dengan Murid
Ketika kebanyakan dari kita memikirkan guru favorit, kita memikirkan seseorang yang perhatian pada apakah pemahaman kita. Karenanya tunjukkan perhatian tulus pada murid sebagai individu sehingga mereka mau diajak bekerja sama. Orang mudah tergoda untuk menuntut prestasi akademik yang bagus dan kelas yang tenang, tetapi mudah lupa pada kebutuhan sosiemosional murid.
·         Mengajak Murid untuk Berbagi dan Mengemban Tanggung Jawab
Beberapa pakar manajemen kelas percaya bahwa berbagi tanggung jawab dengan murid untuk membuat keputusan kelas akan meningkatkan komitmen atau kepatuhan murid pada keputusan itu (Eggleton, 2001; Lewis, 2001; Risley & Walther, 1995).
·         Beri Hadiah Terhadap Perilaku yang Tepat
Berikut ini beberapa pedoman untuk menggantikan imbalan dalam mengelola kelas.
~ Memilih penguat yang Efektif;
~ Gunakan Prompts dan Shaping Secara Efektif;
~ Gunakan Hadiah untuk Memberi Informasi tentang Penguasaan, Bukan untuk Mengontrol Perilaku Murid.

D.  Menjadi Komunikator Yang Baik

1.      Keterampilan Berbicara
·         Berbicara di Depan Kelas dan Murid
Beberapa strategi untuk berbicara secara jelas dengan kelas antara lain (Florez, 1999) :
Ø  Menggunakan tata bahasa dengan benar;
Ø  Memilih strategi yang gampang dipahami dan tepat bagi level grade murid;
Ø  Menerapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan murid dalam memahami apa yang Anda katakan;
Ø  Berbicara dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat;
Ø  Tidak menyampaikan hal – hal yang benar;
Ø  Menggunakan perencanan dan pemikiran logis sebagai dasar untuk berbicara secara jelas di kelas.
v  Pesan “kamu” adalah gaya komunikasi yang tidak diinginkan di mana pembicara tampak menghakimi orang lain menempatkannya dalam posisi defensif.
v  Pesan “aku” adalah adalah gaya komunikasi yang merefleksikan perasaan pembicara dan lebih baik ketimbang pernyataan “kamu” yang mengandung nada menghakimi.
v  Bersikap asertif (tegas)
Ø  Gaya agresif yaitu salah satu gaya dalam menangani konflik dimana orang cenderung “galak” kepada orang lain dan bersikap menuntut, kasar, dan bermusuhan.
Ø  Gaya manipulatif yaitu salah satu gaya dalam menangani komflik di mana orang berusaha untuk mendapatkan keinginannya dengan cara membuat orang lain merasa bersalah atau kasihan kepadanya.
Ø  Gaya pasif yaitu salah satu dalam menangani konflik di mana orang bersikap non – asertif dan pasrah dan tidak mau memberi tahu orang lain tentang apa yang mereka inginkan.
Ø  Gaya asertif Ø  Gaya agresif yaitu salah satu gaya dalam menangani konflik dimana orang cenderung “galak” kepada orang lain dan bersikap menuntut, kasar, dan bermusuhan.
Ø  Gaya manipulatif yaitu salah satu gaya dalam menangani komflik di mana orang berusaha untuk mendapatkan keinginannya dengan cara membuat orang lain merasa bersalah atau kasihan kepadanya.
Ø  Gaya pasif yaitu salah satu dalam menangani konflik di mana orang bersikap non – asertif dan pasrah dan tidak mau memberi tahu orang lain tentang apa yang mereka inginkan.
Ø  Gaya asertif yaitu salah satu cara menangani konflik di mana orang mengekspresikan perasaan mereka, meminta apa yang mereka inginkan, mengatakan tidak pada apa – apa yang tidak mereka inginkan, dan bertindak demi kepentingan terbaik mereka.

Mengenai Saya

Pinterest