Pages

Sabtu, 08 April 2017

Testimoni Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Assalamualaikum...

Psikologi Pendidikan merupakan mata kuliah wajib di semester dua. Awalnya saya tidak begitu tertarik dengan mata kuliah ini karena saya pikir dulunya mata kuliah ini membosankan.  Terlebih lagi saya tidak bercita-cita menjadi seorang guru. Tetapi setelah setengah semester saya mempelajarinya, mata kuliah ini menjadi menarik. Pada mata kuliah ini kita diajarkan bagaimana cara mendidik yang baik. Pada mata kuliah ini juga ada materi tentang pendidikan multikultural, materi yang sangat bermanfaat. Karena dengan mempelajari materi ini, saya lebih bisa menghargai perbedaan. Menjadikan hal berbeda menjadi suatu keistimewaan. Selain itu psikologi pendidikan juga ada memberi tugas observasi. Tugas seperti ini sangat menyenangkan dan bermanfaat. Kita diajarkan untuk memantau langsung bagaimana proses belajar siswa di kelas. Berinteraksi dengan para siswa dan guru, dan sebagainya.
Selain materi dan tugas yang menyenangkan, dosen pengampu untuk mata kuliah ini pun juga menyenangkan. Pengajaran dari dosen pengampu sangat membantu saya dalam memahami materi. Tugas kelompok maupun individu yang diberikan oleh dosen pengampu melatih kami dalam berkomunikasi dengan kelompok, bekerjasama, dan belajar bertanggung jawab.
Terimakasih saya ucapkan kepada dosen pengampu yang dengan sabar membimbing kami untuk memahami materi dan menambah ilmu kami. Semoga ilmu yang sudah kami dapatkan bermanfaat bagi kami dan masyarakat :)

Kamis, 06 April 2017

Perkembangan Kognitif dan Bahasa



Mengapa Mempelajari Perkembangan itu Penting?
Semakin banyak Anda mengetahui perkembangan anak, semakin baik pemahaman Anda tentang level yang tepat untuk mengajari mereka. Masa kanak-kanak merupakan landasan untuk masa dewasa.
Perkembangan adalah produk dari proses biologis, kognitif, dan sosioemosional, yang sering kali saling terkait. Periode perkembangan mencakup bayi, anak-anak awal, menengah dan akhir, remaja, dan dewasa awal.

Perkembangan otak dan bandingkan teori perkembangan kognitif dari Piaget dengan Lev Vygotsky
                Bagian paling penting dari pertumbuhan adalah perkembangan otak dan sistem saraf. Myelination yang melibatkan koordinasi mata dan tangan belum lengkap hingga sekitar umur 4 tahun, dan myelination yang melibatkan pemfokusan perhatian belum lengkap hingga usia sekitar 10 tahun. Terjadi pemangkasan synaptic substansial dari koneksi otak, dan tingkat densitas koneksi synaptic belum mencapai titik tertentu di usia remaja.  Daerah otak yang berbeda berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Lateralisasi dalam beberapa fungsi verbal dan nonverbal terjadi, tetapi banyak fungsi yang terkait dengan kedua belahan otak. Tidak banyak yang diketahui tentang hubungan antara neuroscience (ilmu saraf) dengan pendidikan, dan bahkan efek dari hubungan itu terlalu dilebih-lebihkan.
                Jean Piaget mengajukan teori tentang perkembangan kognitif anak yang melibatkan proses-proses penting: skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, dan ekuilibrasi. Dalam teorinya,  perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahap; sensorimotor (kelahiran-2 tahun), pra-operasional (3-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun), dan operasional formal (11-15 tahun). Masing-masing tahap mengalami kemajuan secara kualitatif.
                Lev Vygotsky mengemukakan teori lain tentang perkembangan kognitif. Vygotsky menekankan bahwa koahlian kognitif perlu diinterpretasikan secara developmental, dimediasi oleh bahasa, dan punya asal usul dari relasi sosial dan kultur.Zone of Proximal Development (ZPD) adalah istilah yang digunakan Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit bagi anak untuk dikuasai secara sendirian tetapi dapat dipelajari dengan bimbingan orang dewasa atau anak sebaya yang lebih ahli. Scaffolding dan dialog adalah konsep penting dalam teori Vygotsky. Perbandingan teori Piaget dan Vygotsky mencakup aspek konstruktivisme, metafora untuk pembelajaran, tahapan, proses utama, peran bahasa, pandangan tentang pendidikan, dan implikasi pengajaran.

Bahasa
                Bahasa adalah bentuk komunikasi, entah itu lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada sistem symbol. Bahasa manusia diciptakan. Semua bahasa manusia juga punya aturan fonologi, morfologi, sintaksis, semantic, dan pragmatis.
                Anak-anak secara biologis sudah disiapkan untuk belajar bahasa saat mereka berinteraksi dengan pengasuhnya. Bukti paling kuat untuk basis biologis dari bahasa ini adalah bahwa anak di seluruh dunia mencapai titik utama bahasa pada usia yang kira-kira sama meskipun ada banyak perbedaan dalam lingkungan dan pengalaman. Anak-anak mendapat banyak manfaat apabila orang tua dan guru melibatkan mereka aktif dalam percakapan, member pertanyaan, dan berbicara dengan mereka. Ringkasnya, pengalaman dan aspek  biologis berinteraksi untuk melahirkan perkembangan bahasa.
                Penguasaan bahasa melalui beberapa tahap. Celoteh (usia 3-6 bulan), kata pertama muncu (usia 10-13 bulan), pengucapan dua kata (usia 18-14 bulan). Pada masa remaja, kosakata bertambah dengan kata abstrak. Pada masa remaja akhir, individu mulai bisa mengapresiasi karya sastra dewasa.

Perencanaan, Instruksi, dan Teknologi



Perencanaan
 Perencanaan Instruksional
Perencanaan instruksional adalah pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencanakan pembelajaran. Perencanaan yang baik harus menyentuh aspek tugas dan waktu. Anda perlu membuat rencana untuk kerangka waktu yang berbeda, dari perencanaan tahunan sampai harian.
Perencanaan dan Instruksi Pelajaran Teacher-Centered
Tiga alat umum di sekolah yang berguna dalam perencanaan teacher-centered adalah menciptakan sasaran behavioral (perilaku), menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi (klasifikasi) instruksional.
Menciptakan Sasaran Behavioral
Menurut Robert Mager (1962) sasaran behavioral harus mengandung tiga bagian :
·         Perilaku murid : fokus pada apa yang dipelajari atau dilakukan murid.
·         Kondisi dimana perilaku terjadi.
·         Kriteria kinerja : menentukan level kinerja yang dapat diterima.
Menganalisis Tugas
Analisis tugas difokuskan pada pemecahan suatu tugas kompleks yang dipelajari murid menjadi komponen-komponen. Analisis ini dapat melalui tiga langkah dasar :
a.       Menentukan keahlian atau konsep yang diperlukan murid untuk mempelajari tugas
b.      Mendaftarkan materi yang dibutuhkan untuk melakukan tugas, seperti kertas, pensil, kalkulator, dan sebagainya.
c.       Mendaftarkan semua komponen tugas yang harus dilakukan.
Menyusun Taksonomi Instruksiona
Dikembangkan oleh Benjamin Bloom dan kawan-kawannya. Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaaran pendidikan menjadi tiga domain :
§  Domain kognitif
§  Domain afektif
§  Domain psikomotor

Instruksi Langsung
Instruksi langsung adalah pendekatan berorientasi guru yang terstruktur, di mana guru mengatur dan mengontrol, mengharapkan kemajuan murid, memaksimalkan waktu murid untuk tugas-tugas akademik, dan menekan sikap negatif sampai ke tingkat minimum. Penggunaan materi non-akademik tidak terlalu ditekankan, demikian pula dalam interaksi guru-murid di luar orientasi akademik.

Strategi Instruksional
                Berpusat pada guru mencakup mengorientasikan murid; mengajar, menjelaskan, dan menunjukkan; pertanyaan dan diskusi; penguasaan; tugas di kelas; dan pekerjaan rumah. Sebelum menyajikan materi baru, buatlah kerangka pelajaran. Cara terbaik adalah dengan menyusun rencana lebih dahulu. Pembelajaran penguasaan adalah ide pembelajaran satu konsep atau topik secara menyeluruh sebelum  berpindah ke topik yang lebih sulit.
                Instruksi yang berpusat pada guru adalah teknik yang berguna dan para pendukungnya percaya bahwa ini adalah pengajaran yang efektif untuk meningkatkan keahlian dasar murid. Para pengkritiknya menyatakan bahwa cara ini cenderung menimbulkan kelas yang pasif, pembelajaran dangkal, kelas yang terlalu kaku, kurangnya perhatian terhadap perkembangan sosioemosional, motivasi eksternal, penggunaan tugas kelas yang berlebihan, terlalu sedikit kesempatan untuk pembelajaran dunia riil, dan kurangnya pembelajaran kolaboratif dalam kelompok-kelompok.

Perencanaan dan Instruksi Pelajaran Learner-Centered
                Perencanaan dan instruksi jenis ini lebih fokus pada murid ketimbang pada guru. Prinsip psikologi leraner-centered APA berisi faktor kognitif dan metakognitif, faktor motivasi dan emosional, motivasi intrinsic untuk belajar, dan faktor perkembangan dan sosial, dan faktor perbedaan individual,.

Pembelajaran Berbasis Problem
                Menekankan pada pembelajaran dunia riil. Kurikulum berbasis problem menghubungkan murid dengan problem autentik.pembelajaran berbasis problem berfokus pada diskusi kelomok kecil ketimbang pengajaran. Murid mengidentifikasi isu yang akan mereka kaji, dan guru bertindak sebagai pembimbing, membantu murid memonitor upaya pemecahan masalah mereka. Pertanyaan esensial adalah pertanyaan yang merupakan inti dari kurikulum ini.
                Model pengajaran dan perencanaan yang berorientasi pembelajar memiliki sejumlah cirri yang positif. Para pengkritik mengatakan bahwa perencanaan dan pengajaran ini terlalu fokus pada proses dan kurang memerhatikan pada muatan, lebih cocok untuk ilmu sosial dan kemanusiaan ketimbang ilmu pasti dan matematika, tidak tepat untuk awal pengajaran jika murid belum punya cukup pengetahuan tentang topik itu, dan lebih sulit diimplementasikan.

Penggunaan teknologi secara efektif untuk membantu murid belajar
 
Revolusi teknologi
                Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi tempat tinggal kita tinggal sekarang, dan murid akan lebih butuh keahlian teknologi. Teknologi sekarang ini dapat menjadi alat yang baik untuk memotivasi murid dan membimbing pembelajaran mereka. Hanya ketika sekolah punya guru yang ahli teknologi dan sekolah punya teknologi terbaru, maka baru revolusi teknologi punya kesempatan untuk mengubah kelas.

Internet
                Internet secara khusus member murid akses ke banyak informasi E-mail dapat dipakai secara efektif di kelas. Kita perlu berhati-hati dalam menggunakan internet.
Salah satu perhatian adalah murid dari keluarga miskin dan sekolah yang miskin masih kurang mendapat layanan teknologi. Perempuan juga mungkin punya lebih sedikit akses dan kurang banyak disentuh teknologi.
                Di masa depan, ubiquitous computing mungkin akan menggantikan computer desktop. Ubiquitous computing menekankan pada distribusi computer dalam lingkungan.

Motivasi



Dalam pengajaran, motivasi merupakan aspek yang sangat penting, komponen utama dari prinsip psikologi learned center. Motivasi adalah proses yang member semangat , arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah dan bertahan lama.

Perspektif Motivasi
ü Behavioral
ü Humanistik
ü Kognitif
ü Sosial

Perspektif Behavioral
·         Menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci menentukan motivasi
·         Motivasi murid sebagai konsekuensi dari intensif eksternal
·         Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid
·         Insentif dapat menambah menit atau kesenangan pada pelajaran dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan dapat menjauhkan dari perilaku tidak tepat.
·         Bentuk insentif: nilai yang baik, pujian, dan penghargaan.

Perspektif Humanistik
o   Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian , kebebasan untuk memilih nasib sendiri.
o   Berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
o   Hirarki Kebutuhan (kebutuhan fisiki, keamanan, cinta, dan rasa memiliki, harga diri, aktualisasi diri).

Perspektif Kognitif
§  Menekankan pemikiran murid akan memandu mereka, dan juga arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan.
§  Perspektif kognitif bertentangan dengan behavioral. Perspektif ini berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih lebihkan .
§  Murid meraih prestasi tinggi bukan karena kebetulan biologis tapi karena mempunyai motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif.
Perspektif Sosial
Ø  Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motivasi untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab.
Ø  Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, keterkaitan dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan yang positif dengan guru.
Ø  Murid yang mempunyai hubungan yang penuh perhatian dan supportif biasanya memiliki sikap akademik yang positif dan lebih senang bersekolah.
Ø  Salah satu faktor terpenting dalam motivasi dan prestasi murid adalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan mereka dengan guru bersifat positif atau tidak.

Selasa, 04 April 2017

Laporan Observasi Kelompok 6 Psikologi Pendidikan

Topik : Pembelajaran Observasional pada Usia Remaja
Judul : Pembelajaran Observasional pada Siswa SMP Muhammadiyah 57

BAB 1 PERENCANAAN
1.1 PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang paling terpenting dalam kehidupan seseorang. Pendidikan merupakan proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untukdapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi orang yang terdidik itu penting.Bukan tidak ada alasan pemerintah memberlakukan aturan wajib 12 tahun. Dengan waktu 12 tahun, diharapkan individu akan mampu melatih kemampuan mereka dan siap untuk bekerja. Masa remaja awal atau masa ketika sekolah menengah pertama merupakan masa-masa transisi antara anak akhir ke tahap yang lebih tinggi yaitu masa remaja. Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen dan diperoleh dari pengalaman.Walaupun zaman semakin canggih namun masih banyak sekolah-sekolah di Indonesia khususnya Medan yang masih menerapkan pembelajaran dengan teori atau hanya berfokus pada buku.Pembelajaran seperti ini, dapat menimbulkan kejenuhan atau kebosana pada remaja.Oleh karna itu, remaja membutuhkan pembelajaran yang dapat menarik atensi atau perhatian mereka sehingga dapat menumbuhkan motivasi untuk belajar.Pembelajaran tersebut adalah pembelajaran observasional. Pembelajaran observasional atau observational learning adalah pembelajaran dengan cara melihat perilaku orang lain atau modeling.

1.2 LANDASAN TEORI
1.2.1 Sejarah dan Tokoh Albert Bandura tumbuh di Alberta Utara, Kanada, adalah salah satu tokoh utama teori kognitif sosial. Setelah mendapatkanPh.D.-nya dari lowa pada 1952, Bandura masuk Stanford University, dimana dia menghabiskan seluruh karier akademisnya di sana. Di Stanford, Bandura mulai meneliti proses interaktif dalam psikoterapi; dan juga meneliti pola keluarga yang menimbulkan keagresifan pada diri anak-anak. Studi pada penyebab agresi keluarga, dilakukan dengan kerja sama dengan Richard Walters –mahasiswanya –mengidentifikasikan peran utama modeling(belajar melalui pengamatan terhadap orang lain). Temuan ini dan penelitian laboraturium lanjutan terhadap pemrosesan modeling dituangkan dalam buku Adolescent Aggression (Bandura & Walters, 1959) dan Social Learning and Personality Development (Bandura & Walters, 1963). Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan Bandura (1965) yaitu studi Boneka Bobo Klasik mengilustrasikan bagaimana pembelajaran dapat dilakukan hanya dengan mengamati model yang bukan sebagai penguat atau penghukum. Poin penting dari studi ini adalah bahwa pembelajaran observasional terjadi sama ekstensifnya baik ketika perilaku agresif diperkuat maupun tidak diperkuat. Pembelajaran observasional Bandura ini merupakan bukti dimensi kehidupan yang tidak dapat dihindari. Anak bisa belajar bahasa dengan mengobservasi orang tua, guru,teman, dan orang lain berbicara. Dalam menempuh pendidikan formal, pembelajaran observasional merupakan salah satu cara yang baik bagi siswa agar mereka lebih mudah mempelajari sesuatu dengan mengamati model yaitu guru.
1.2.2 Remaja Remaja (adolescence) adalah transisi dari masa anak-anak ke usia dewasa. Periode ini dimulai sekitar usia sepuluh tahun atau dua belas tahun sampai ke usia delapan belas atau dua puluh tahun. Ciri-Ciri Perkembangan Remaja Perkembangan remaja terlihat pada ciri-ciri sebagai berikut : Perkembangan Biologis Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktifitas hormonal dibawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder. Perkembangan Emosional Remaja mulai sering marah-marah atau berperilaku kasar, bersikap egois, suka memberontak, dan ingin selalu diperhatikan. Perkembangan Kognitif Remaja mulai berfikir abstrak dan remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi. Perkembangan Spiritual Remaja mampu memahami konsep abstrak dan menginterpretasikan analogi serta simbol-simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi dan berfikir secara logis. Perkembangan Sosial Remaja harus membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap teman dekat dan teman sebaya.
1.2.3 Pendidikan Remaja Masa remaja (adolescence) adalah periode transisi manusia dari masa kanak-kanak (childhood) ke masa dewasa (adulthood).Adolescence merupakan masa remaja awal berusia 11-14 tahun.Usia ini biasanya remaja sedang mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Remaja yang baru duduk di bangku SMP harus menyesuaikan diri dalam pembelajaran dan lingkungannya karena ini sangat berbeda saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).Dalam hal ini peran orang tua dan sekolah sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak dalam berpikir dan berperilaku. Sekolah adalah pengalaman pengorganisasian sentral dalam kebanyakan remaja. Sekolah menawarkan kesempatan kepada remaja untuk belajar informasi, menguasai keterampilan baru, dan mempertajam yang lama; untuk berpartisipasi dalam olahraga, seni, kegiatan lainnya; untuk mengeksplorasi pilihan kejuruan; dan untuk memperluas cakrawala intelektual dan sosial. Dalam observasi yang kami lakukan di SMP Muhammadiyah 57 Medan, sekolah ini sangat memperhatikan tumbuh kembang murid dalam belajar.Murid merupakan prioritas utama bagi mereka yang harus dididik secara langsung.Sekolah ini mempraktikkan sistem pembelajaran observasional agar anak cepat mudah memahami pelajaran.Sebaliknya, pelajaran yang menggunakan teori sedikit. Strategi pembelajaran observasional ini guru yang mempraktikkan langsung kepada murid dan murid mencontohkan apa yang dipraktikan guru.
 1.2.4 Pembelajaran Observasional Teoretikus sosial kognitif menggunakan berbagai prinsip teoretis ini untuk memahami dua aktivitas psikologis utama, atau yang akan disebut di sini sebagai dua fungsi psikologis: (1) menguasai pengetahuan dan keterampilan baru, khususnya melalui proses belajar observasional, dan (2) menggunakan kontrol, atau regulasi diri, terhadap tindakan dan pengalaman emosional sendiri. Teori sosial kognitif menjelaskan bahwa orang dapat belajar dengan hanya mengobservasi perilaku orang lain. Pembelajaran observasional juga dinamakan imitasi atau modeling, adalah pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain. Orang yang diamati disebut model.Modeling mengandung penguasaan informasi melalui observasi orang lain, tanpa secara langsung menyatakan pengamatan tersebut menginternalisasi seluruh gaya tindakan yang dihadirkan oleh individu lain. Kapasitas untuk mempelajari pola perilaku dengan observasi dapat mengeliminasi pembelajaran trial and erroryang disebut shapingatau successive approximation (aproksimal berurutan)yang membosankan. Kemampuan kognitif memungkinkan orang untuk belajar bentuk perilaku kompleks hanya dengan mengamati model yang melakukan perilaku ini.Sebagaimana yang dipaparkan oleh Bandura (1956), orang-orang dapat membentuk representasi mental internal dari perilaku yang telah mereka observasi, dan kemudian dapat menggunakan representasi mental tersebut pada waktu mendatang.Belajar melalui pemodelan merupakan bukti dimensi kehidupan yang tidak dapat dihindari. Orang-orang belajar tipe perilaku apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dalam setting sosial yang berbeda dengan mengobservasi perilaku orang lain. Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan Bandura (1965) mengilustrasikan bagaimana pembelajaran dapat dilakukan hanya dengan mengamati model yang bukan sebagai penguat atau penghukum.Eksperimen ini juga mengilustrasikan perbedaan antara pembelajaran dan kinerja (performance). Poin penting dalam studi ini adalah bahwa pembelajaran observasional terjadi sama ekstensifnya baik itu ketika perilaku agresif diperkuat maupun tidak diperkuat. Poin penting kedua dalam studi ini difokuskan pada perbedaan antara pembelajaran dan kinerja.Karena murid tidak melakukan respons bukan berarti mereka tidak mempelajarinya.Bandura percaya bahwa ketika murid mengamati perilaku tetapi tidak memberi respons yang dapat diamati, murid itu mungkin masih mendapatkan respons model dalam bentuk kognitif.
1.2.4.1 Model Pembelajaran Observasional Kontemporer Bandura Sejak eksperimen awalnya, Bandura (1986) memfokuskan pada proses spesifik yang terlibat dalam pembelajaran observasional. Proses itu adalah: atensi (perhatian), retensi, produksi, dan motivasi. Atensi. Sebelum murid dapat meniru tindakan model, mereka harus memerhatikan apa yang dilakukan atau dikatakan si model. Murid lebih mungkin memerhatikan model berstatus tinggi daripada model berstatus rendah. Dalam kebanyakan kasus, guru adalah model berstatus tinggi di mata murid. Retensi. Untuk mereproduksi tindakan model, murid harus mengodekan informasi dan menyimpannya dalam ingatan (memori) sehingga informasi itu bisa diambil kembali. Deskripsi verbal sederhana atau gambar yang menarik dan hidup dari apa yang dilakukan model akan bisa membantu daya retensi murid. Retensi murid akan meningkat jika guru memberikan demonstrasi atau contoh yang hidup dan jelas. Produksi. Murid mungkin memerhatikan model dan mengingat apa yang mereka lihat, tetapi karena keterbatasan dalam kemampuan geraknya, mereka tidak bisa mereproduksi perilaku model. Berlajar, berlatih, dan berusaha dapat membantu murid untuk meningkatkan kinerja motor mereka. Motivasi. Sering kali murid memerhatikan apa yang dikatakan atau dilakukan model, menyimpan informasi dalam memori, dan memiliki kemampuan gerak untuk meniru tindakan model, namun tidak termotivasi untuk melakukannya. Biasanya jika diberi insentif atau penguat, mereka melakukan apa yang dilakukan model. Bandura percaya bahwa penguatan tidak selalu dibutuhkan agar pembelajaran observasional terjadi. Tetapi jika murid tidak meniru atau mereproduksi perilaku yang diinginkan, ada tiga jenis penguat yang dapat menolong: (1) memberi imbalan pada model, (2) memberi imbalan pada murid, dan (3) memerintahkan anak untuk membuat pernyataan untuk memperkuat diri.
1.2.5 Teaching Strategies: Menggunakan Pembelajaran Observasional Secara Efektif · Pikirkan tentang model tipe apa yang akan guru hadirkan untuk murid Setiap hari, jam demi jam, murid akan melihat dan mendengar apa yang guru katakan dan lakukan. Murid akan menyerap banyak informasi dari guru, seperti kebiasaan baik dan buruk guru, dan aspek lainnya terkait perilaku guru tersebut. · Tunjukkan dan ajari perilaku baru Guru sebagai demonstrasi yang menjadi contoh untuk pembelajaran observasional. Mendemonstrasikan bagaimana melakukan sesuatu adalah perilaku guru yang umum dijumpai di kelas. Saat mendemonstrasikan cara melakukan sesuatu, guru perlu menarik perhatian murid pada detail pembelajaran yang relevan. Demonstrasi guru juga harus jelas dan mengikuti urutan logika. Pembelajaran observasional dapat efektif terutama untuk mengajar perilaku baru (Schunk, 1996). · Pikirkan cara menggunakan teman sebaya sebagai model yang efektif Guru bukan satu-satunya model di kelas. Murid bisa saja mengikuti kebiasaan baik dan buruk yang dilakukan teman-temannya melalui pembelajaran observasional. Ingat bahwa murid sering kali termotivasi untuk meniru model berstatus tinggi. Sebaiknya diberi model seorang murid berprestasi rendah yang berjuang dengan susah payah sampai bisa menguasai suatu perilaku (Schunk, 1996). · Pikirkan cara agar mentor dapat digunakan sebagai model Murid dan guru memperoleh manfaat jika punya mentor yang berfungsi sebagai model kompeten dan bersedia membantu mereka mencapai tujuan. Sebagai guru, mentor bagi guru sendiri adalah guru yang lebih berpengalaman yang sudah lama mengajar dan punya pengalaman bertahun-tahun dalam menghadapi problem dan isu yang akan harus ditanggapi. · Cari tamu kelas yang akan memberikan model yang baik bagi murid Untuk mengubah kehidupan kelas, undang tamu yang punya sesuatu yang berharga untuk dibicarakan atau ditunjukkan. Jika guru tak punya keahlian yang bisa membuatnya menjadi model untuk murid, luangkan waktu untuk mencari model yang kompeten dalam keahliannya atau melakukan perjalanan dengan membawa murid untuk melihat para ahli menunjukkan keahliannya. · Pertimbangkan model yang dilihat anak di televisi, video, dan komputer Murid mengamati model saat mereka menonton acara televisi, video, film, atau layar komputer di kelas. Individu yang diamati dalam proses belajar observasional tidak harus seseorang yang secara fisik hadir. Dalam masyarakat kontemporer, banyak modelling yang terjadi melalui media. Prinsip pembelajaran observasional berlaku untuk media ini. Hal ini memengaruhi sejauh mana pembelajaran observasional mereka.

1.3 ALAT DAN BAHAN
-Kamera -Notes -Pulpen -Handphone

1.4 ANALISIS DATA
 Data diperoleh langsung di lembaga pendidikan sekolah yang telah di tentukan. Data yang diperoleh akan diolah sesuai dengan teori pembelajaran observasional. Metode yang kami gunakan untuk memperoleh data sebagai berikut : · Observasi Kami mengambil data dengan mengobservasi secara langsung kegiatan pada siswa kelas 7A dan 7 B SMP Muhammadiyah 57 mulai dari masuk sekolah hingga pulang sekolah dan kami berfokus pada kegiatan siswa ketika sedang melakukan praktek di lapangan sekolah. · Wawancara Kami juga sempat melakukan wawancara dengan sepuluh siswa 7 A dan 7 B SMP Muhammadiyah 57. Pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan adalah pertanyaan seputar tentang tingkat pemahaman belajar mereka dengan cara melihat guru mempraktekan materi pembelajaran atau belajar sendiri dengan membaca buku.

1.5 SAMPEL PENELITIAN DAN LOKASI PENGAMBILAN DATA
Sampel : Siswa kelas 7A dan 7 B SMP Muhamadiyyah 57
Tempat : SMP Muhamadiyyah 57 Jl.Mustofa No.1, Glugur Darat I, Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara.

BAB 2 PELAKSANAAN 2.1 SISTEMATIS PELAKSANAAN PENELITIAN
Sekolah yang menjadi tempat pengambilan data kami adalah SMP Muhammadiyah 57 yang bertempat di Jl. Mustofa No.1, Glugur Darat I, Medan Tim, Medan. Berikut adalah susunan pelaksanaan kegiatan kami: No. Kegiatan Tanggal 1. Permohonan surat izin dari fakultas 15 Maret 2017 2. Diskusi pemilihan topik dan judul 17 Maret 2017 3. Diskusi perencanaan kegiatan 17 Maret 2017 4. Meminta izin dan memperoleh izin dari SMP Muhammadiyah 57 18 Maret 2017 5. Observasi 18 Maret 2017 6. Pengolahan data 23 Maret 2017 7. Diskusi kelompok 27 Maret 2017 8. Pembuatan poster 30 Maret 2017 9. Posting blog 04 April 2017

BAB 3 LAPORAN DAN EVALUASI DATA

3.1 LAPORAN
3.1.1 Sistematis Observasi Kegiatan
 observasi kami lakukan pada hari Sabtu, 18 Maret 2017. Dengan sampel yang kami pilih adalah kelas 7 A dan kelas 7 B.SMP MUHAMMADIYAH 57 masuk pada pukul 07.15 WIB. Anak-anak sudah melakukan aktifitas seperti biasa yaitu berdoa dan mengaji terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran. Kelas yang kami observasi adalah kelas 7 A.Pada pukul 08.00 WIB anak-anak sudah memulai pembelajaran yang diberikan oleh guru. Pada jam pelajaran pertama siswa kelas 7 A belajar sholat yang disimulasikan langsung oleh guru didepan siswa-siswanya dan guru memilih 2 siswa laki-laki secara acak untuk mengikuti gerakan yang dia contohkan. Dan terlihat bahwa rata-rata siswa kelas 7 A memperhatikan apa yang sedang diperagarakan oleh gurunya. Kami mewawancarai 10 dari mereka mengenai pembelajaran observasional, dan kesimpulannya mereka lebih menyukainya dan lebih mudah untuk
dipelajari. Dikelas 7 B, kegiatan pembelajarandilakukan dengan belajar individual dimana guru hanya memantau kegiatan siswanya. Dan terlihat siswa ada siswa yang belajar dengan serius dan ada siswa yang
melakukan kegiatan selain belajar. Lalu kami memakai waktu mereka untuk beberapa menit untuk bertanya apakah pembelajaran observasional lebih memudahkan mereka dalam memahami pelajaran, dan kami bertanya lebih khusus kepada 10 orang siswa dari kelas tersebut. Dan mereka mengatakan pembelajaran secara observasional lebih menyenangkan karena siswa lebih mendapat arahan tentang pelajaran tersebut dan pembelajaran diluar kelas bagi mereka lebih menyenangkan karena mereka lebih bebas dari duduk yang membosankan didalam kelas. Karena kegiatan observasi yang kami lakukan bertepatan pada hari sabtu, waktu pembelajaran lebih singkat yaitu hanya sampai pukul 10.00 WIB. Untuk hari Senin-Jumat pembelajaran dimulai pada pukul 07.15 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Pada tiap tingkat (kelas 7, kelas 8, kelas 9) memiliki kapasitas siswa di kelas yang berbeda-beda.Pada kelas 7 terdapat dua kelas yang berkapasitas 36 & 37 siswa ditiap kelas.Pada kelas 8 terdapat dua kelas yang berkapasitas 46 & 47 siswa ditiap kelas.Dan pada kelas 9 terdapat tiga kelas yang berkapasitas 43, 34 dan 20 siswa ditiap kelas. Di SMP Muhammadiyah 57 salah satu sistem pembelajaran menerapkan pentingnya pembelajaran observasional kepada siswa-siswanya.Sekolah yang berjumlah 262 siswa ini memiliki sistem pembelajaran yang unik karena siswa tidak pernah diberi PR (pekerjaan rumah). Guru akan berperan begitu baik dalam menyampaikan pembelajaran dan siswa akan menggunakan waktu belajar dengan serius ketika disekolah dan dapat beristirahat ketika waktu pulang.

 3.2 EVALUASI DATA
Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 57 jugamenerapkan pembelajaran observasional agar membantu siswa-nya lebih mudah dalam memahami pelajaran yang dilihat langsung bagaimana praktik yang dilakukan oleh guru daripada membaca teori yang sulit dipahami apabila tidak dilihat secara langsung bagaimana mekanismenya. Menurut kelompok kami SMP Muhammadiyah menekankan pentingnya pembelajaran observasional dalam meningkatkan sistem pembelajaran siswa-siswanya.Karena dengan kemampuan kognitif yang mereka miliki memungkinkan mereka untuk mempelajari sesuatu dengan mengamati model yaitu guru. Dari hasil wawancara kami dengan 10 siswa kelas 7A SMP Muhammadiyah 57, 10 dari mereka lebih menyukai dan mudah memahami materi dengan pembelajaran observasional daripada pembelajaran dengan membaca buku dikelas, dan juga 10 siswa dari Kelas 7 B lebih menyukai pembelajaran observasional daripada harus terpaku pada pembelajaran individual. Seperti yang kami observasi pada saat itu, kelas 7A sedang belajar tentang bagaimana gerakan-gerakan dari sholat yang benar. Dengan mengamati model bagaimana gerakan sholat yang benar mereka jadi lebih paham bagaimana bentuk dari setiap gerakannya daripada membaca buku yang memberikan kalimat-kalimat yang susah mereka bayangkan bagaimana maksud dari kalimat dalam buku tersebut. Dengan melihat model yaitu guru mereka dapat mempraktikan gerakan sholat yang benar tersebut dalam sholat mereka daripada membaca buku yang mungkin membuat persepsi mereka berbeda dengan yang dimaksud oleh buku mengenai gerakan sholat yang benar. Seperti yang telah dibahas pada bab 2, Bandura memfokuskan pada proses spesifik yang terlibat dalam pembelajaran observasional tetapi, yang akan kami sesusikan dengan siswa kelas 7 A dan 7 B adalah hanya 3 proses. Proses itu adalah : · Atensi : Sebelum siswa SMP Muhammadiyah dapat meniru model, mereka harus memperhatikan apa yang dilakukan dan dikatakan si model yaitu guru. Guru akan memberikan penjelasan dan praktik dari gerakan sholat yang benar sehingga murid harus memiliki atensi terhadap guru agar mereka memahami apa yang sedang diajarkan oleh guru. Murid lebih mungkin memperhatikan model berstatus tinggi ketimbang berstatus rendah. Guru adalah model berstatus tinggi di mata siswa-siswa SMP Muhammadiyah 57. · Retensi : Untuk mereproduksi tindakan model, murid harus mengodekan informasi dan menyimpannya dalam ingatan (memori) sehingga informasi itu bisa diambil kembali. Deskripsi verbal sederhana atau gambar yang menarik dan hidup dari apa yang dilakukan model akan bisa membantu daya retensi murid. Retensi siswa akan meningkat jika guru memberikan demonstrasi atau contoh yang hidup dan jelas. Guru kelas 7A memberikan contoh langsung kepada siswa-siswa SMP Muhammadiyah 57 sehingga retensi pada mereka meningkat. · Motivasi : Sering kali anak memperhatikan apa yang dikatakan atau dilakukan model, menyimpan informasi dalam memori, dan memiliki kemampuan gerak untuk meniru tindakan model, namun tidak termotivasi melakukannya. Guru kelas 7A yang memberikan contoh mengatakan “kalian harus memperhatikan saya dengan baik bagaimana gerakan-gerakan sholat yang benar. Nanti ketika saya sudah selesai memberikan contoh langsung bagaimana gerakan-gerakan sholat yang benar itu, bagi kalian yang dapat mempraktikan ulang gerakan yang sudah saya ajarkan, maka kalian boleh beristirahat duluan sehingga kalian memiliki waktu istirahat sebelum pelajaran selanjutnya dimulai. Semakin cepat kalian maju kedepan untuk mempraktikannya semakin banyak waktu istirahat yang kalian miliki”. Ketika guru memberikan insentif atau penguat (diperbolehkan istirahat duluan apabila bisa mempraktikan ulang gerakan sholat yang di contoh-kan oleh guru), mereka lebih termotivasi untuk melakukan apa yang dilakukan model.

 3.3 TESTIMONI
Rossy A Dalimunthe (161301176) Kegiatan observasi ke sekolah ini adalah tugas observasi pertama saya dari mata kuliah psikologi pendidikan.Sehingga saya sangat semangat untuk melaksanakannya. Saya senang dengan kegiatan ini karena dapat lebih meluaskan wawasan saya dan membuat saya lebih bisa berkomunikasi dengan orang lain, dan mengamati tingkah laku murid-murid di dalam kelas. Menurut saya, observasi dilakukan dengan baik karena murid-murid antusias dengan kedatangan kami dan adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan kegiatan kami.
Hanan (161301187) Saya begitu senang karena dapat melakukan observasi ke sekolah seperti ini, karena ini pengalaman baru yang saya dapat.bahagia rasanya melihat kecerian siswa siswi yang menyambut kami dengan hangat. kegiatan seperti ini akan menambah wawasan kami lebih sempurna.
Ayu Putri Nurjannah (161301190) Kegiatan observasi ini merupakan tugas pertama yg diberikan dosen kepada saya.Saya sangat senang mengobservasi langsung ke sekolah.Saya jadi tau tentang sistem sekolah yg sangat memprioritaskan murid.Kegiatan ini sangat berpengaruh positif terhadap saya.Saya jadi lebih berani dan mendapatkan informasi yg selama ini tidak saya ketahui.Saya berharap di kemudian hari semoga tugas observasi yang diberikan lebih khusus tidak hanya mengamati dan mewawancarai.
Dinda Diana Yumna (161301191) Ini merupakan kegiatan observasi pertama saya. Pengalaman pertama ini sangat menyenangkan bagi saya dan Alhamdulillah proses dari pengurusan surat, izin ke sekolah, diskusi kelompok semuanya berjalan lancar. Dengan materi yang diberikan diperkuliahan dan dapat menerapkannya langsung pada kegiatan observasi ini membuat saya jadi lebih bersemangat belajar.
Desri Rahmadiani (161301208) Ini adalah pertama kalinya saya melaksanakan tugas observasi ke sekolah. Pihak sekolah yang kami kunjungi untuk observasi sangat terbuka menerima kami sehingga proses yang kami lalui tidak cukup sulit. Dari mulai persiapan surat dan izin observasi, kami tidak menghadapi kendala. Begitu juga dari pihak sekolah yang terlihat jelas keramahannya. Melalui tugas ini, kami belajar untuk pintar mengamati dan mengobservasi, serta menambah wawasan dan pengalaman bagi saya.
Fazira Aprilia (161301224) Tugas observasi dari mata kuliah pendidikan ini membuat pengetahuan dan pengalaman saya tentang observasi dalam dunia psikologi yang sesungguhnya. Bagaimana seharusnya kita bertindak sebagai peneliti sungguhan dan bagaimana cara kita untuk bertindak dengan pengurus sekolah agar dapat izin untuk mengobservasi muridnya. Pengalaman bertemu dengan kepala sekolah yang bukan seperti kepala sekolah pada "umumnya" yang memeberikan izin penuh kepada kami membuat saya makin bersemangat dalam meng-observasi. Semua pengalaman yang saya dapatkan nantinya akan sangat berguna untuk masa depan saya pribadi. Untuk itu, saya akan berusaha untuk memaksimalkannya.
Roudhotul Abadiah Lbs (161301229) Karena ini adalah pengalaman pertama buat saya, jadi saya cukup antusias. Sekolah yang menjadi sampel observasi kami sangat menarik karena sekolah tersebut sangat terbuka dengan kedatangan kami sehingga kami dapat melakukan segala proses observasi dengan mudah. Kegiatan observasi seperti ini membuat kita lebih berani dan peka terhadap lingkungan sekitar, terkhusus para pelajar di Indonesia.

3.4 POSTER

DAFTAR PUSTAKA Santrock, W. John.(2004). Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Prenadamedia Group. Pervin, Cervone, dan John. (2010). Psikologi Kepribadian: Teori dan Penelitian, Edisi Kesembilan. Jakarta : Kencana. Santrock, W.John. (2012). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Edisi Ketigabelas, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Mengenai Saya

Pinterest